Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memaknai "Taleppangpa" Sebagai Sapaan Keakraban Masyarakat Toraja Mamasa

Sebuah Obrolan Rural; Oleh : Feriantoding

taleppangpa
(sumber : google)

Bagi sebagian orang, khususnya yang tidak memahami bahasa daerah Toraja Mamasa tentunya akan bingung ketika mendengar ungkapan taleppangpa. Jika diterjemahkan  ke dalam bahasa indonesia, taleppangpa artinya adalah singgah dulu, dengan kata lain, taleppangpa merupakan ajakan untuk singgah ketika anda atau seseorang sedang lewat di depan rumah. Di kalangan Masyarakat Toraja Mamasa, taleppangpa merupakan sebuah frasa untuk menyapa, memberi salam dan sekaligus sebagai sikap kepedulian terhadap sesama. 

Sebagaimana fungsinya sebagai sapaan, frasa tersebut menciptakan dialog yang khas bagi masyarakat Toraja Mamasa. Sebagai contoh sederhana, taleppangpa merupakan id login masyarakat Toraja Mamasa, sementara iyo, masiang siapi (iya, masih siang) adalah sandi atau ungkapan untuk merespon. 

Taleppangpa pada dasarnya juga dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang memiliki arti yaitu cinta. Dalam frasa ini mencerminkan sikap kepedulian, kekeluargaan, persahabatan dan ekspresi anti-ego yang khas bagi masyarakat Toraja Mamasa. Ungkapan tersebut yang kemudian menjadi identitas masyarakat Toraja Mamasa dan juga dapat dimaknai sebagai rasa empati. Tak heran jika kita menjumpai masyarakat Toraja Mamasa yang mencoba menyapa dengan ungkapan taleppangpa, meskipun mereka dan kita tidak saling mengenal. Mereka tidak ragu untuk mengajak kita untuk singgah di rumah mereka tanpa memandang suku, ras dan agama.

Ibarat sebuah panggung sandiwara, manusia merupakan pemeran utama, sedangkan mahluk hidup yang lain adalah pemeran tambahan. Nah, sebagai pemeran utama, manusia perlu menciptakan sebuah hubungan dengan sesama pemeran utama untuk dapat melangsungkan kehidupannya, khusunya dalam hal interaksi.

Jadi singkatnya, bagi masyarakat Toraja Mamasa, ungkapan taleppeangpa merupakan cerminan kebudayaan, keakraban dan kepribadian. Sebuah pepeta jawa mengatakan "ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana" yang artinya adalah baik buruknya tindakan seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia menggunakan bahasa. 

2 komentar untuk "Memaknai "Taleppangpa" Sebagai Sapaan Keakraban Masyarakat Toraja Mamasa"