Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ajaran Stoikisme Untuk Menjalani Hidup Yang Lebih Baik

 By : Verry Toding

kehidupan
(pixabay.com)

Stoikisme merupakan aliran filsafat dari Yunani dan Rhoma yang berkembang sejak 400 tahun lalu. Perjalanan yang sangat panjang untuk memperoleh pembenaran  dari setiap generasi, bahkan hingga sekarang ini konsep-konsep stoik tentang cara menjalani hidup agar lebih tenang dan berani masih menjadi perdebatan dari sekian banyak filsuf. Dari banyakanya filsuf, ada dua tokoh filsuf populer yang bisa dijadikan sebagai panutan. Seperti politisi Romawi, penulis, sekaligus penasehat Kaisar Nero yaitu Xenica dan Kaisar Romawi Marcus Aurelius. Konsep-konsep dari ke dua tokoh tersebut masih mudah kita dapatkan untuk dibaca di waktu luang, khusunya pada malam hari ketika kita merasa cemas atau gelisah. Ajaran-Ajaran stoicisme bisa membantu kita agar lebih bijak untuk menghadapai persoalan-persoalan hidup.

Berikut ini merupakan tiga ajaran stoikisme untuk menjalani hidup dengan bijak agar lebih tenang.

1. Amarah

Amarah mungkin setiap hari kita alami, entah itukarena sahabat yang tidak menepati janji, anak-anak yang susah diatur, bahkan mungkin karena ulah para petinggi-petinggi negara yang menyebalkan. Menurut ajaran stoik, munculnya kemarahan disebabkan oleh ketidaktahuan kita pada satu hal dan gambaran yang salah terhadap kenyataan. Kemarahan merupakan produk yang gagal dari kebodohan. Menurut konsep stoik, kemarahan muncul karena benturan keras antara harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Untuk mengatasi hal yang demikian, kita perlu belajar untuk mengukur harapan terhadap suatu hal yang terjadi dalam kehidupan kita.  Orang-orang yang  bijak perlu berusaha untuk menciptakan keadaan pikiran dan jiwanya agar tetap tenang.  

2. Mengutuk

Kenyataan begitu mudah untuk mengutuk kehidupan kita sendiri. Kadang-kadang kita berpikir bahwa mengapa begitu banyak hal buruk yang terjadi dalam kehidupan kita, mengapa masalah dan rasa sakit terus menerus terjadi. Kaum stoik meyakini bahwa pahitnya kehidupan disebabkan oleh ketidakmampuan kita untuk membedakan antara keadaan yang bisa kita ubah dan keadaan yang tidak bisa kita ubah.

Misalkan sebuah kereta yang akan anda tumpangi terlambat datang di stasiun karena mengalamai kerusakan mesin lalu kemudian kita mencaci-maki atau mengutuk pihak stasiun karena hal tersebut, menurut filsuf stoik, apa yang kita lakukan tidak akan dapat mengubah keadaan.

3. Kehilangan Perspektif

Dengan tidak sadar seringkali kita membesarkan sebuah masalah yang sederhana. Kandag-kadang pandagan kita terhadap sebuah masalah sederhana terlalu berlebihan sehingga kita malah menjadi frustasi, stress dan panik. Menurut konsep stoik, untuk kembali memperoleh ketenanagan, kita perlu mengukur pandangan kita terhadap sebuah peristiwa. Kita harus melihat bahwa masalah dan persoalan-persoalan yang kita alami dalam kehidupan kita tidak lebih besar dari kehidupan kita sendiri. Konsep stoik mengajarkan kita untuk memahami posisi diri kita, siapa diri kita sesungguhnya dan segala ketidaknyamanan yang terjadi.  

Orang yang bodoh cenderung menyalahkan orang lain atas kemalangannya sendiri. Menyalahkan diri sendiri adalah bukti kemajuan. Tetapi orang bijak tidak pernah menyalahkan orang lain atau dirinya sendiri. ~Marcus Aurelius

 

 

Posting Komentar untuk "Ajaran Stoikisme Untuk Menjalani Hidup Yang Lebih Baik"