Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Empat Hal Penyebab Masalah Hidup Menurut Mark Manson

Oleh : Verry Toding

masalah hidup
Ilustrasi orang yang sedang ada masalah (pixabay.com)

Setiap orang tentunya tidak ingin diperhadapkan pada sebuah masalah. Namun, selama kita masih hidup di dunia ini, kita tidak akan pernah luput dari yang namanya masalah. Ibarat sebuah ombak, masalah datang sili bergangti menggeruguti kehidupan kita. Pasti ada banyak faktor penyebab masalah itu muncul, entah itu karena kecerobohan kita sendiri, atau bahkan karena orang lain. Namun, kadang-kadang hal yang tidak kita sadari sebagai penyebab masalah sebenarnya adalah apa yang kita anggap bukan sebuah masalah. Kadang-kadang hal yang kita anggap sebagai solusi dari sebuah masalah malah menjadi sebuah masalah. Artikel ini terinspirasi dari buku berjudul Sebua Seni Untuk Beriskap Bodo Amat karya seorang blogger dan penulis terkenal yaitu Mark Manson.Dalam bukunya ini Mark Manson menjelaskan empat hal sepele yang bisa menjadi penyebab sebuah masalah. Dimana hal tersebut merupakan apa yang sebernarnya diinginkan setiap orang.

Apa Saja Itu?

1. Kenikmatan

Siapa sih yang tidak menginginkan kenikamatan. Tapi, mungkin sebagian besar dari kita bahkan tidak menyadari bahwa kenikmatan merupakan salah satu pemicu masalah jika dijadikan sebagai prioritas utama dalam menjani hidup. Seperti halnya pengguna narkoba, mengkonsumsi narkoba tentunya memberikan kenikmatan tersendiri bagi para penggunaya. Namun, kita tahu sendiri bagaimana dampak dari penggunaan obat terlarang yang satu ini. Seperti gangguan pada jantung, otak, tulang, paru-paru dan bahkan hukuman pidana. Atau misalnya sesorang yang tidak berhanti makan karena nikmatnya makanan, tentu saja berbahaya juga untuk sitem pencernaan.

“Kenikmatan adalah Tuhan palsu”. Sebuah penelitian menjelaskan bahwa jika seseorang memprioritaskan energinya pada sebuah kenikmatan, maka akan menimbulkan kecemasan, ketidakstabilan emosi bahkan stres. Meskipun demikian, kenikmatan merupakan sebuah produk yang ditawarkan kepada kita selama 24 jam setiap hari. Inilah seolah-olah menghipnotis kita untuk fokus pada kenikmatannya. Meskipun penting merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan kita, namun sesuai dengan kebutuhan. Kenikmat Tidak Diaktifkan pemicu kebehagian, melainkan akibat jika tidak disikapi dengan benar.

2. Kesuksesan Material

Banyak orang yang ingin dihargai berdasarkan pada seberapa besar harta kekayaan mereka atau seberapa tinggi posisinya di dalam masyakat. Sebuah penelitian menjelaskan bahwa ketika seseorang mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka, entah itu primer dan sekunder, belum tentu mereka akan memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan. Sebagai contoh, jika Anda adalah seorang pengemis yang bekerja dan bekerja sama di jembatan dengan pendapatan 200.000 rupiah setiap hari, dalam satu tahun itu akan memberikan pengaruh besar untuk Anda. Tapi jika Anda adalah seorang pegawai kantoran dengan pendapatan 200.000 setiap hari, dalam satu tahun itu tidak akan memberikan pengaruh besar, sama saja Anda bekerja keras untuk pulang kerja tanpa ada faedahnya.

Jika keinginan kita terhadap kesuksesan materi terlalu berlebihan, maka itu merupakan sumber sebuah masalah besar. Anda bisa saja menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesuksesan materi, Anda bisa saja berbohong atau menipu untuk memeperoleh sebuah kesuksesan materi, bahkan Anda bisa saja melakukan tindak kekerasan. Ketika seseorang memposisikan dirinya tidak berdasarkan perilaku, melainkan pada seberapa besar kekayaan dan perhatian mereka, mereka merupakan orang-orang yang dangkal.

3. Merasa Selalu Benar

Otak manusia ibarat sebuah mesin yang tidak efektif. Kadang-kadang manusia membuat dugaan-dugaan yang buruk, pikiran yang keliru bahkan lupa ingatan. Manusia terlalu sering membuat sebuah kesalahan. Jika seseorang memiliki ambisi untuk selalu merasa benar, maka mereka menghambat diri mereka untuk belajar dari sebuah kesalahan. Mereka tidak akan mampu menciptakan cara pandang lain untuk merespon dan menghargai orang lain. Secara tidak langsung mereka menahan diri mereka untuk memperoleh hal baru. Akan lebih baik jika kita memiliki sikap rendah hati, apalagi jika kita memang tidak tahu banyak tentang sesuatu. Hal ini akan membuat kita tetap konsisten untuk belajar tentang hal baru.

4. Selalu Berpikir Positif

Banyak orang yang juga mengukur hidup mereka dari sejauh mana mereka bisa tetap berpikir positif. Semisal, perusahaan anda bangkrut, artinya anda masih memiliki peluang untuk mencaritahu dan membangun kembali apa yang selama ini menjadi minat anda. Pacar anda, setidaknya anda memahami bahwa dia bukahlah pasangan yang baik, anda tidak memiliki keturunan, setidaknya anda paham bahwa tidak ada yang menjadi beban keluarga.

Meskipun ada ungkapan yang mengatakan bahwa “apapun yang terjadi, tetaplah otimis”. Kadang-kadang hidup itu sangat menyebalkan, dan hal itu pasti. Berpikir positif secara terus menerus, sebenarnya justru akan menyebapkan masalah, bukan untuk menyelesaikan masalah. Ketika kita tanpa diri untuk tetap berpikir positif, kita justru tidak akan memahawi sisi baik dari sebuah masalah. Masalah sejatinya bisa membuat kita lebih kuat, masalah melatih kiat untuk belajar lebih sabar dan belajar menyelesaikan masalah. Jangan menganggap masalah sebagai sebuah ancaman, melainkan tantangan yang harus diselesaikan. Masalah dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana Anda mampu mejalani kehidupan.

Referensi :

Mark Manson, “Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat” , (Jakarta : PT. Gramedia, 2018)

 

 


Posting Komentar untuk "Empat Hal Penyebab Masalah Hidup Menurut Mark Manson"