Tradisi Mebaba' di Mamasa
By : Admin
Sumber : Instagram Ekhy Pradana |
Kabupaten
mamasa merupakan salah satu daera di sulawesi barat yang juga dikenal dengan
keberagaman tradisi dan budayanya.
Karena masih merupakan bagian dari suku Toraja, maka kebudayaannya masih
memiliki banyak kesamaan, dimana Mamasa juga lasim dikenal dengan sebutan suku
Toraja Mamasa. Mamasa memiliki sebuah
kebiasaan yang sangat populer yang disebut dengan Mebaba’ pada upacara Rambu
Solo’ atau upacara kematian.
Mebaba’
pada upacara Rambu Solo’ merupakan serangkaian kegiatan upacara adat yang
dilakukan menjelang penguburan kerabat atau keluarga yang sudah meninggal. Pada
upacara tersebut dilakukan persiapan demi persiapan yang biasaya memerlukan biaya yang tidak
sedikit, namun tergantung dari seberapa mampu pihak keluarga untuk
mempersiapkan segala kebututan, utamanaya biaya atau anggaran.
Umunnya
Mebaba’ hanya dilakukan oleh masyarkat dengan strata sosial yang tinggi atau
kaum bangsawan saja. Dalam hal ini dapat
disimpukan bahwa Mebaba’ merupakan salah satu simbol atau identitas sosial dari
sebuah kelompok masyarakat tertantu. Bagi Masyarakat Toraja Mamasa, Mebaba’
juga merupakan cara untuk memberikan penghormatan terakhir bagi kerabat atau
keluarga yang sudah meninggal, sekaligus untuk menyempurnakan kematian.
Perencanaan
dan persiapan awal dilakukan pada saat ada keluarga atau kerabat yang baru meninggal.
Dalam hal ini jika pihak keluarga sudah sepakat untuk mengadakan upara Mebaba’,
maka jenazah keluarga yang meninggal akan dimasukkan ke dalam peti kayu dan
kemudian disimpan dalam jangka waktu tertentu, biasaya satu sampai dua tahun menunggu waktu acara
puncak yang sudah disepakati oleh pihak keluarga, sekaligus untuk mempersipakan
segala kebutuhan.
Tradisi Mebaba’
atau disebut juga Pebabaran merupakan upacara puncak dari Rambu Solo yang
biasanya berlangsung selama kurang lebih satu miinggu. Nah, salah satu kebiasan
yang paling menarik pada tradisi Mebaba’ dapat dilihat dari banyaknya jumlah ternak kerbau dan babi yang
dikurbankan pada upacara tersebut. Umumnya jumlah kurban kerbau atau babi paling
sedikit sebanyak 7 samapi 9 ekor, namun bisa saja mencapai puluhan bahkan
ratusan ekor, tergantung dari seberapa banyak biaya yang disiapkan oleh pihak
penyelenggara upacara tersebut.
Setelah
mendekati preoses pemakaman maka jenazah kerabat akan dirapikan dengan cara
dibungkus dengan kain, dalam istilah Mamasa disebut dengan dibalun atau Ma’balun.
Umumnya kain pembungkus utama berwarna merah dan biasanya dihiasi dengan
manik-manik atau kertas yang berwara keemasan.
Posting Komentar untuk "Tradisi Mebaba' di Mamasa"