Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 x 8 = 23 Adalah Benar ! Pesan Hidup Confucius Penuh Makna

By : Verry Toding 

Kemenangan dalam sebuah pertaruhan tidaklah berarti jika harus memakan korban, mengalah demi kepentingan bersama adalah hal yang perlu diterapkan oleh semua orang.
 
Confucius merupakan seorang filsuf, guru dan  sekaligus tokoh politik yang paling berpengaruh di China.  Lahir pada tahun 551-479 SM. 

Adalah Yenhui seorang murid kesayangan Confucius yang suka belajar dan sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yenhui sedang bertugas, dia melihat sebuah toko kain yang sedang dikerumuni banyak orang. La lu dia mendekat dan mendapati penjual dan pembeli kain yang sedang memperdebatkan harga beli kain

Pembeli mengatakan, 3 x 8= 23, kenapa kamu bilang 24 ? 

Yenhui kemudian mendekati pembeli kain dan berkata, Sobat, 3 x 8 = 24, tidak perlu diperdebatkan lagi.

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk Yenhui dan berkata, Siapa yang meminta pendapatmu  ? kalaupun mau minta pendapat, mesti minta ke Confucius, entah benar atau salah Confuciuslah yang berhak mengatakannya.

 Yenhui berkata, baik, jika Confucius mengatakan kamu salah, bagaimana ? 

Pembeli kain berkata, kalau Confucius mengatkan saya salah, penggal saja kepalaku untukmu, tapi  jika kamu yang salah, bagaimana  ? 

Yenhui berkata,  kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.

lalu keduanya sepakat untuk bertaruh lalu pergi menemui Confucius. Setelah Confucius mendengar  persoalan dan bagaimana akibatnya, Confucius berkata kepada Yenhui sambil tertawa, 3 x 8 = 23, Yenhui, kamu kalah. Berikanlah jabatanmu kepada pembeli kain. Karena Yenhui adalah murid yang patuh, maka selamanya Yenhui tidak akan pernah membantah gurunya. Ketika mendengan Confucius  mengatakan bahwa dia salah, diturunkannya topinya lalu memberikannya kepada  si pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yenhui dan pergi dengan puas. Walaupun Yenhui menerima penilaian Confusius, tapi hatinya tidak sependapat, dia merasa bahwa  Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar dengannya.

Yenhui lalu meminta cuti dengan alasan bahawa ada urusan keluarga. Tetapi Confucius tau isi hati Yenhui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yenhui pamit dan Confucius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai dan memberikannya dua nasehat. Bila hujan lebat, janganlah bertedu di bawah pohon, bila kamu marah besar sekalipun, jangan membunuh. Yenhui mengatakan, baiklah,  lalu bergegas pergi.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba angin kencang disertai petir, rupanya akan turun hujan. Yenhui ingin berteduh di bawah pohon tetapi dai mengingat nasihat Confucius untuk tidak berteduh di bawah pohon, dan dia menurutinya sekali lagi dan meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, tiba-tiba petir menyambar pohon tersebut.,Yenhui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti. Yenhui berpikir, apakah saya akan membunuh orang ? setelah larut malam Yenhui tiba di rumahnya dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya, Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya, sesampai di depan ranjang, dia merabah dan mendapati ada seseorang di sisi kiri ranjang dan seseorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah karna mengira bahwa intrinya sedang tidur dengan lelaki lain  sambil menarik pedanngya. Namun pada saat akan manghujamkan pedangnnya, dia ingat lagi nasehat gurunya yang mengatakan untuk tidak membunuh, lalu dia menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya sendiri. 

Pada keesokan harinya, Yenhui kembali ke Confucius berlutut dan berkata, guru, bagaimana guru tau apa yang akan terjadi ? Confucius berkata, kemarin, hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung di bawah pohon. Kemarin kamu pergi dengan rasa marah dan membawa pedang, makanya guru mengingatkankanmu untuk tidak membunuh. Yenhui berkata, guru, perkiraanmu hebat sekali, saya sangatlah kagum. Confucius mengatakan, aku tahu kamu minta cuti sebenarnya bukan karna urusan keluarga, tetapi kamu tidak mau lagi belajar denganku. Cobalah kamu pikir, kemarin guru mengatakan 3 x 8 = 23 adalah benar. Kamu kalah dan kehilangan jabatanmu, tetapi jikalau guru mengatakan 3 x 8 = 24 adalah benar,  maka sipembelih kainlah yang akan kalah, itu berarti akan hilang satu nyawa. Menurutmu jabatanmu lebih penting atau kehilangan satu nyawa yang lebih penting ? Yenhui sadar akan kesalahannya dan berkata, guru mementingkan yang lebih utama, tetapi saya malah berpikir bahwa guru sudah tua dan pikun, Saya benar-benar malu. Sejak itu, kemanapun Confucius pergi, Yenhui selalu mengikutinya. 

Cerita ini mengingatkan  kita bahwa, jikapun kita bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tetapi kita kehilangan sesuatu yang lebih berharga, apalah artinya. Dengan kata lain, kita bertaruh lalu memenangkan apa yang kita anggap adalah kebenaran, tetapi malah kehilangan sesuatu yang lebih berharga. Banyak hal ada kadar kepentingannya, janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat. Banyak hal yang tidak perlu untuk dipertaruhkan, kadang-kadang mundur selangkah malah yang diperoleh adalah kebaikan bagi semua orang.

Bersihkeras melawan pelanggan, kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. saat kita memberi sampel barang lagi kita akan mengerti.

Bersihkeras melawan pimpinan, kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. Saat pembagian bonus akhir tahun,  kita akan mengerti.

Bersihkeras melawan dosen dan guru, kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. Saat nilai kuliah keluar kita akan tahu akibatnya.

Bersih keras melawan suami, kita menang, tapi sebernarnya kalah juga. suami tidak betah dirumah.

Bersihkeras melawan istri, kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. Istri menganggap kita bukanlah suami yang baik.

Bersihkeras melawan teman, kita menang tapi sebenarnya kalah juga, teman pergi meninggalkan kita. 

 

2 komentar untuk "3 x 8 = 23 Adalah Benar ! Pesan Hidup Confucius Penuh Makna"